Margomulyo – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Margomulyo kembali menggelar kegiatan Lailatul Ijtima’ NU pada Rabu malam, 03 September 2025, bertempat di auditorium lantai dua kantor MWCNU Margomulyo. Kegiatan yang dimulai pukul 20.00 hingga 23.30 WIB ini berlangsung khidmat dan penuh kekeluargaan, dengan dihadiri seluruh jajaran pengurus mulai dari Mustasyar, Syuriyah, Tanfidziyah, enam ranting NU, serta Badan Otonom (Banom) dari tingkat PAC hingga ranting NU.
Dengan mengusung tema besar “Mujahadah untuk Keselamatan NKRI”, acara ini menjadi momentum penting bagi keluarga besar Nahdlatul Ulama di Kecamatan Margomulyo untuk memperkuat barisan, mengokohkan ukhuwah, sekaligus mempersembahkan doa bersama bagi terjaganya keselamatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Kiai Ihsan, Ketua Ranting NU Geneng. Suasana teduh dan penuh kekhusyukan langsung terasa, di mana setiap hadirin larut dalam lantunan doa untuk para pendahulu, ulama, serta syuhada yang telah berjuang menegakkan agama dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pembacaan manaqib Jawahirul Ma’ani oleh Kiai Rosyidi, Rois Syuriyah MWCNU Margomulyo. Melalui lantunan manaqib tersebut, jamaah diajak meneladani keteguhan iman dan pengorbanan para wali serta ulama, sebagai cermin semangat perjuangan yang perlu diwarisi generasi sekarang dalam menjaga agama sekaligus negara.
Puncak acara adalah mujahadah bersama yang dipimpin langsung oleh Kiai Badrun, Ketua Tanfidziyah MWCNU Margomulyo. Dalam suasana hening, jamaah larut dalam doa-doa yang dipanjatkan dengan penuh harap agar bangsa Indonesia senantiasa diberi keselamatan, dijauhkan dari segala mara bahaya, dan tetap terjaga dalam persatuan.
Dalam sambutan singkatnya, Kiai Badrun menyampaikan pesan kebangsaan yang sarat makna. Beliau mengingatkan seluruh jajaran pengurus dan warga NU agar senantiasa menjaga ketenangan, keharmonisan, dan tidak mudah terprovokasi oleh isu atau gerakan yang tidak jelas tujuannya.
“Mari kita jaga situasi lingkungan kita masing-masing. Jangan sampai ikut-ikutan demo atau gerakan yang tidak jelas. Fokus kita adalah memperkuat persaudaraan, menjaga persatuan umat, dan terus berdoa demi keselamatan bangsa dan negara. NU harus menjadi peneduh, bukan pemecah,” tegasnya.
Pesan ini menjadi pengingat penting di tengah dinamika sosial-politik yang sering kali diwarnai isu-isu sensitif. NU sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga stabilitas, mendorong kesejukan, serta mengedepankan jalan spiritual dalam menghadapi tantangan zaman.
Kegiatan Naharul Ijtima’ NU ini bukan sekadar forum rutinitas, melainkan ruang silaturahmi dan konsolidasi spiritual seluruh elemen NU di Margomulyo. Kehadiran lengkap jajaran pengurus hingga ke tingkat ranting dan Banom menjadi bukti kuatnya komitmen untuk terus menjaga tradisi amaliyah sekaligus berkhidmat kepada umat dan bangsa.
Acara ditutup dengan suasana kebersamaan, di mana para peserta saling bertukar pandangan dan mempererat hubungan kekeluargaan. Dengan semangat kebersamaan itu, MWCNU Margomulyo bertekad untuk menjadikan mujahadah ini sebagai ikhtiar kolektif dalam menjaga kedamaian lingkungan, mengokohkan ukhuwah, serta mempersembahkan doa terbaik bagi keselamatan NKRI.